Garbarata memiliki sebutan lain yaitu Boarding Bridge atau Aviobridge. Istilah tersebut diartikan sebagai suatu alat berupa jembatan berdinding seperti lorong yang menghubungkan pintu pesawat dengan terminal di bandara. Sebagaimana layaknya pekerjaan staff bandara yakni membantu dan melayani para penumpang, garbarata pesawat juga berfungsi untuk membantu penumpang ketika hendak menyebrang ke pesawat tanpa harus keluar terlebih dahulu dari gedung terminal.
Di Indonesia sendiri, istilah garbarata berangkat dari bahasa Sansekerta. Garba artinya adalah perut, rahim, atau wadah, sedangngkan ratha artinya adalah kereta. Dalam bahasa Jawa, garba memiliki arti lain yaitu menggandeng atau menyambung. Sehingga, kata garbarata dapat diartikan menjadi wadah atau kereta yang menghubungkan.
Tepatnya pada tanggal 26 Juli 1959 bertempat di Bandara Internasional San Fransisco, garbarata pesawat pertama kali digunakan, yang mana alat canggih ini ditemukan dan dibuat oleh Frank Der Yuen Ia adalah seorang insinyur penerbangan berkebangsaan Amerika Serikat. Der Yuen bersama dengan Francis B. Johnson merupakan penemu pertama dari konsep garbarata yang pada awalnya diberi nama Aero-Gangplank.